Resensi Perjuangkanlah Mimpimu, Man Jadda Wajada

assalamu'alaikummm
halooooo. julpa disiniiiii
apakabar? udah lama gangepost lagi :"
kadang kadang tuh suka kangen sendiri jaman jaman ngepost banyak
jaman jaman baru bikin blog
jaman jaman ngeblog pake bahasa alay bopung gakaruan gitu haha
maklum aja ya readers, jaman lampau seorang julpa masih dalam proses alayisasi(?) yakni, proses menuju kedewasaan haha *ini ngaco*

okeyy, malam ini julpa mau ngepost tugas resensi akhir-akhir ini,
abisnya bingung mau nambah postingan apa
yasudah check it out sajaah

Perjuangkanlah Mimpimu


Judul Buku              : Negeri 5 Menara
Penulis                    : Ahmad Fuadi
Jenis Buku              : Fiksi Novel
Penerbit                  : PT Gramedia Pustaka Utama                
Tahun Terbit           : 2009
Cetakan Pertama  : Juli 2009
ISBN                        : 978-979-22-4861-6
Jumlah Halaman    : xii + 432 halaman
Sampul                    : Soft Cover

                   Dipandang dari sudut cover buku, buku yang ditulis oleh Ahmad Fuadi ini sudah banyak dikenal, baik di nusantara maupun di mancanegara. Buku ini menyabet title 10 Besar Khatulistiwa Literary Award 2010 dan Buku & Penulis Fiksi Terfavorit 2010 Anugerah Pembaca Indonesia. Tidak hanya itu, buku ini juga mendapat gelar National Best Seller. Di dalam buku ini dikupas tentang kehidupan sehari-hari enam remaja yang menjadi santri sekolah pondok yang sangat berbeda dengan fikiran kebanyakan orang mengenai kehidupan sehari-hari sekolah pondok. Setidaknya itulah yang melatar belakangi terbitnya buku ini.
                   Kisah ini dimulai dari seorang pelajar MTs yang bernama Alif Fikri. Ia baru lulus sekolah dan akan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Alif tinggal di sebuah desa yang terletak dekat dengan Danau Maninjau, yaitu Desa Bayur. Alif yang notabenenya merupakan pelajar yang berprestasi, bermimpi akan melanjutkan sekolahnya ke sekolah non-agama yaitu sekolah menengah atas terfavorit di Bukittinggi. Alif dan sahabat kecilnya juga bercita-cita bahwa mereka akan menjadi seperti B.J. Habibie. Namun, Ibunda Alif memiliki rencana lain. Beliau ingin anaknya menjadi seorang yang berprestasi dan agamis. Menjadi panutan bagi masyarakat dan menyebarkan ajaran kebaikan kepada semua orang. Oleh karena itu, kedua orang tua Alif setuju untuk melanjutkan menyekolahkan Alif ke sebuah sekolah berbasis agama lagi. Alif yang sangat bimbang dan gusar, mendapat  saran dari pamannya, bahwa ada sekolah pondok di Jawa yang sangat bagus sekali. Informasi itu pun menggugah hati Alif bahwa ia setuju dengan rencana kedua orang tua mereka. Namun ia hanya mau dengan sekolah yang ia kehendaki, dan sekolah tersebut adalah Pondok Madani. Sesuai dengan saran yang ia dapat dari pamannya, sekolah tersebut berada jauh di pulau seberang, yaitu Pulau Jawa. Dengan berat hati namun ikhlas selalu, kedua orang tua Alif pun menyetujui keinginan Alif yang sangat mendadak itu. Di Pondok Madani, Alif berteman dengan Raja, Baso, Dulmajid, Atang, dan Said. Mereka lebih banyak menghabisakan waktu bersama dibanding dengan teman-teman mereka yang lain. PM-begitulah singkatan Pondok Madani-, memiliki cara tersendiri dalam proses belajar mengajar. Di PM, banyak sekali hal penting yang diajarkan kepada muridnya. Namun yang terpenting dari semua hal yang telah PM ajarkan kepada Alif dan teman-teman, yaitu keikhlasan dan kesungguhan. Man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Alif mendapatkan berbagai pengalaman dan mengalami berbagai konflik, yaitu keinginannya untuk melanjutkan universitas jurusan tekhnik dan keiriannya terhadap sahabat kecilnya-Randai, hingga keraguannya untuk menyelesaikan sekolahnya di Pondok Madani dan akibat lainnya. Namun, semua konflik tersebut dapat Alif lewati sampai akhirnya Ia lulus dari pondok pesantren tersebut.
                    Buku ini berisikan segudang penuh mantra-mantra yang kaya akan inspirasi dan motivasi. Sesuai dengan header cover buku ini, yakni Indonesia’s Most Inspiring Novel, semua pembacanya pasti akan segera tersihir dengan semua motivasi dan inspirasinya seketika membaca buku ini. Dalam buku ini kita mendapat berbagai pembelajaran, mulai pembelajaran membagi waktu akan organisasi dan pembelajaran akademik, pembelajaran kehidupan mandiri yang penuh tanggung jawab, kejujuran, kedisiplinan, keikhlasan, kesabaran, dan kesungguhan, pembelajaran mematuhi dan membahagiakan orang tua kita, sampai pembelajaran akan kerja sama dan persahabatan. Kemudian, dalam buku ini pembaca akan dibuka sudut pandangnya mengenai dunia sekolah pondok, sekolah pondok tidak lah seperti yang orang kira atau bayangkan selama ini. Penulis sangatlah berhasil untuk membuat pembaca berimajinasi sendiri bagaimanakah kehidupan pondok yang dijalani tokoh Alif beserta tokoh lain dalam buku ini. Penulis juga membuat pembaca tergoda dengan kehidupan pondok sangat menarik untuk diketahui lebih dalam dan lebih mendetail. Sedangkan untuk kondisi fisik buku, dapat dikatakan sangat bagus. Penampilan buku dapat dibilang cukup menarik dan cukup artistik serta futuristik. Kemudian, ilustrasi cover buku ini sangatlah bagus, yaitu dengan mengilustrasikan lima buah menara yang terletak di lima negara yang berbeda, sesuai dengan cita-cita dari keenam tokoh dalam buku. Menara pertama yaitu Washington Monument di Amerika Serikat, menara kedua Monumen Nasional di Indonesia, menara ketiga Masjidil Haram di Saudi Arabia, menara keempat Big Ben Clock di Inggris, dan menara terakhir Masjid Sheikh Zayed di Uni Emirat Arab. Kemudian, mengenai penggunaan bahasa sudah cukup mudah dimengerti karena penggunaan bahasanya menggunakan bahasa sehari-hari. 
                   Sayangnya, kualitas jenis kertas masih berada dalam kisaran rata-rata seperti kebanyakan buku. Lalu, meskipun penggunaan bahasanya cukup mudah dimengerti, namun tak jarang kita akan temukan beberapa kata dengan bahasa asing tanpa diberi penjelasan tentang arti dari kata tersebut. Kemudian, sistematika pengorganisasian bukunya masih kurang baik. Buku ini dengan alur campurannya, akan agak sedikit membingungkan pembacanya, karena alurnya berubah tak menentu. Pembaca yang kurang mengerti akan kapan alur buku ini berubah, pastilah akan merasa bingung dengan buku ini.

                   Kendati demikian, buku ini sangat layak untuk dibaca, karena bukan hanya semata-mata nilai inspirasi dan motivasinya saja. Untuk mereka yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai kehidupan pondok pun dapat mempelajarinya dengan membaca buku ini. Buku ini memiliki bobot yang amat bagus dengan semua pengetahuan kata-kata mutiara yang berguna bagi setiap orang. Selain menarik untuk dibaca kaum muda ke-atas, cerita di dalamnya juga tidak kalah menarik untuk dibaca oleh anak-anak, karena pada buku ini mengandung banyak sekali pembelajaran kehidupan yang akan berguna bagi pembacanya kelak. 







yap. itu dia.
namanya juga manusia, pasti ada aja salahnya
jadi ya, resensi julpa barusan belum tentu sempurna, dan masih banyak kesalahan dan kekurangan
seenggaknya, resensinya karangan sendiri :') 
btw, bukunya bagus looooh. julpa sendiri aja suka banget quote-quote nya yang ada dibukunya :') 
kadang suka ngebayangin, kok ternyata keren ya kayaknya sekolah di sana. haha.
yaudah daripada penasaran mending baca bukuunyaaaa

semoga bermanfaat :)
wassalamu'alaikummmmm

Comments

Popular Posts