Sebuah Perasaan

Assalamualaikum..
Di penghujung malam ini, yang seharusnya menjadi waktu saya untuk menulis proposal tugas akhir, namun saya sisihkan sedikit waktu untuk menulis sebuah perasaan yang sedang menarik sekali.
Cerita kali ini berdasarkan perasaan saya dari setelah baru 4 tahun ke belakang, saya menuliskannya di blog ini.

Bisa dibilang saya memiliki sebuah perasaan kepada seseorang teman, dan kami cukup dekat. Dia seseorang yang saya kenal dari satu kelas saat masa putih abu. Di akhir sekolah, tahun 2015, dia menyampaikan sesuatu ke saya, melalui sebuah ketikan dalam microsoft word. Dia menyertakan sebuah kutipan dari Tere Liye yang berbunyi,
"Jika dua orang memang benar-benar saling menyukai satu sama lain, itu bukan berarti mereka harus bersama saat ini juga. Tunggulah di waktu yang tepat, saat semua memang sudah siap, maka kebersamaan itu bisa jadi hadiah yang hebat untuk orang-orang yang bersabar.
Sementara kalau waktunya belum tiba, sibukkanlah diri untuk terus menjadi baik, bukan dengan melanggar banyak larangan, nilai-nilai agama. Waktu dan jarak akan menyingkap rahasia besarnya, apakah rasa suka itu semakin besar, atau semakin memudar."

Seketika saat itu saya bertanya-tanya, apa yang akan saya rasakan? Terlebih lagi setelah saya berada di perguruan tinggi yang berbeda dan cukup jauh darinya berada. Tapi setelah 2 tahun saya pun juga masih ragu untuk menentukannya mengingat 2 tahun itu tidaklah terlalu lama. 

Lalu, pada malam ini, saya merasakan sebuah perasaan yang sangat berarti bagi saya, tapi kepada orang baru, yakni pencipta saya. Setelah saya dan teman saya dekat, kami memiliki komunikasi yang dapat dibilang cukup, meskipun tidak ada status apapun di antara saya dengan dia. Kemudian karena bisa dibilang saya seorang yang egois, saya memiliki beberapa masalah terkait diri saya sendiri dengan pencipta saya. Saya mencoba untuk memutuskan komunikasi dekat saya dan teman saya, dimana sebelumnya saya selalu berharap pencipta saya mengabulkan sebuah doa saya. 
Sampai seminggu yang lalu saya bisa memutuskan komunikasi tersebut, namun masih dengan sebuah perasaan mengganjal terkait beberapa alasannya mengapa yang belum saya sampaikan kepada teman saya. Hingga akhirnya, pada hari ini, sore tadi saya mengontaknya kembali dengan sebuah rentetan tulisan panjang, dan dijawab pula dengan tulisan panjang olehnya malam tadi. 

Sebuah jawaban yang membuat saya menjadi sangat sangat berterima kasih dan sangat heran kepada pencipta saya. Kenapa pencipta saya begitu baik dan sayang sama saya. Doa saya dikabulkan, entah itu termasuk jawaban yang satu atau yang satunya lagi, saya tidak peduli karena yang paling terpenting, ternyata saya dan teman saya juga sama sama ingin mencoba memutuskan kontak namun tetap pada prinsip yang sama. Hanya itu yang dapat saya fikirkan sejak saya mendapat chat balasan dari teman saya itu. 

Lalu, pada hari ini saya akan menyerahkan sebuah perasaan saya dari 4 tahun lalu ini kepada pencipta saya. Akan bagaimana akhirnya, saya percaya, sangat percaya, kalau pencipta saya sayang kepada saya. Dan saya pun juga ingin mengutip kutipan dari Tere Liye,
Berhentilah bertanya bagaimana menemukan pasangan yang baik. Mulailah menjadi orang yang baik dan terus lebih baik, maka akan terjawab sendiri pertanyaan ini.

Akhir kata,
Wassalam..


Depok, 13 Februari 2018

Comments

Popular Posts